KEGIATAN REVALIDASI ‎ GEOPARK NASIONAL BOGOR HALIMUN SALAK BERLANGSUNG SELAMA LIMA HARI: KOMITMEN KABUPATEN BOGOR UNTUK MELANGKAH LEBIH MAJU ‎





‎Investigator-news.id Cibinong, Bogor //  Kegiatan Revalidasi Geopark Nasional Bogor Halimun Salak resmi digelar selama lima hari, sejak tanggal 19 hingga 23 Mei 2025. Kegiatan ini menjadi momen penting dalam memastikan keberlanjutan pengelolaan kawasan geopark yang mengedepankan tiga pilar utama, yaitu konservasi, edukasi, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.


‎Tim penilai yang merupakan bagian Tim Verifikasi Geopark Nasional, Badan Geologi Nasional terdiri dari Aries Kusworo, ST, MT; Liela Ubaidi, MBA; dan Misbahib Haraha, ST, MT, hadir langsung meninjau berbagai aspek pengelolaan geopark yang tersebar di sejumlah lokasi strategis di Kabupaten Bogor.
‎Pada hari pertama, tim penilai disambut oleh Bupati Bogor Rudy Susmanto di Pendopo Bupati, Cibinong. Dalam sambutannya, Bupati Rudy menyampaikan komitmen kuat Pemerintah Kabupaten Bogor untuk menjadikan Geopark Nasional Bogor Halimun Salak sebagai prioritas pembangunan daerah.


‎“Berikan kami kesempatan untuk berbenah dan melakukan evaluasi bersama. Predikat Geopark Nasional bukan sekadar label, melainkan tanggung jawab besar. Kami siap melangkah lebih jauh demi kemajuan kawasan dan masyarakat,” ujar Rudy Susmanto.
‎Rangkaian hari pertama dilanjutkan dengan kunjungan ke Pusat Informasi Geologi (PIG) yang berada diarea Taman Tegar Beriman Cibinong dan Geopark Information Center (GIC) di Highland Park and Resort Tamansari untuk mengevaluasi kesiapan pengelolaan informasi dan edukasi geologi.
‎Hari kedua, tim penilai menelusuri situs-situs unggulan yang berada di kaki gunung salak yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Halimun Salak. 



‎Hutan Rakyat Calobak (Leuweung Bobojong), salah satu situs biodiversitas yang dikelola Kelompok Tani Hutan yang sejak dulu memanfaatkan hasil hutan bukan kayu untuk kesejahteraan anggotanya dan masyarakat sekitar. Kunjungan juga mencakup Situs Kawasan Cagar Budaya Cibalay di Tenjolaya, merupakan peninggalan pra sejarah era megalitikum yang sangat menarik dari sudut arkeologi maupun geologi.  Setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju Curug Jatake, Cibungbulang.  Sebuah bukti warisan geologi gunung api, dimana bagian atas curug terdapat produk lelehan lava berbentuk tiang/kolom dan bagian bawah terdapat endapan awan panas yang membeku secara cepat (tuf breksian) pada jalur busur belakang (sedimentasi purba). Salah satu pilar geopark adalah edukasi, kunjungan ke SMKN 1 Leuwiliang merupakan salah satu implementasi edukasi geopark dan produk inovasi lokal dari para siswa.

‎Hari ini ditutup dengan melihat langsung Kopi Patani Leuwiliang, etalase produk UMKM Kecamatan Leuwiliang dan kecamatan lainnya dalam Kawasan geopark Bogor Halimun Salak yang mengangkat inovasi ramah lingkungan, dengan menyajikan pengolahan atau roasting biji kopi menggunakan gerabah dan drip berbahan dasar bambu.


‎Di hari ketiga, penilaian berfokus pada kawasan Gunungapi Pongkor dan Gunung Dahu, Kecamatan Nanggung. Tim meninjau Museum Tambang Pongkor yang berada di dalam Kawasan PT Antam UPBE Pongkor, selanjutnya rombongan menuju Hutan Desa Bantarkaret, Nanggung yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Bantarkaret dengan prinsip pengelolaan hutan lestari, masih dikawasan Bantarkaret Nanggung terdapat situs Stone Park merupakan salah satu eviden Gunung Dahu yang merupakan gunungapi purba.  Situs Curug Cikawung dan Situs Stone Park Dahu memberikan gambaran adanya tubuh intrusi batuan beku yang menorobos Gunung Dahu, sehingga diinterpretasikan bahwa tubuh batuan intrusi ini merupakan bagian dari tubuh kepundan yang saat ini sudah menjadi kubah lava.  Stone Park Dahu, terletak saling membelakangi dengan Curug Cikawung-2,   merupakan sekumpulan batuan beku andesit dengan struktur kolom hingga struktur berlembar dari batuan beku andesit. serta Gunung Dahu, sebuah gunungapi purba yang menyimpan jejak penting sejarah geologi .



‎Kunjungan ini menjadi contoh pengelolaan warisan geologi dan warisan biodiversity yang dikelolan oleh perusahaan negara maupun masyarakat yang selaras dengan tiga pilar geopark.
‎Hari keempat, penilaian difokuskan pada berbagai situs di busur belakang/sedimentasi laut purba, situs gunung Seureuh Hejo kawasan hutan di RPH Gobang BKPH Jasinga-Leuwiliang,  Secara administratif berada di Kecamatan Leuwisadeng, dikelola oleh LMDH Seureuh Hejo.  Selain mengelola hutan kawasan hutan kelas perusahaan pinus, sejak 2021 menambahkan usaha wisata bernuansa alam pegunungan.  Dilokasi ini juga dapat dilihat bentang alam lembah antiklinorium Leuwiliang yang menyebabkan gunung Seureuh Hejo perlu dilestarikan.  Situs lainnya adalah Puncak Lalana Vertikal Cave Karst Cibodas yang unik sebagai bentang alam batu gamping purba dengan beberapa veritikal cave yang kebanyakan merupakan gua fosil (kering) dengan temuan udang purba di lokasi karst Cibodas.  Melengkapi kekayaan sedimentasi laut purba, terdapat warisan budaya, Prasasti Ciaruteun dan Situs Kebon Kopi di Cibungbulang yang merupakan bukti peninggalan Kerajaan Tarumanegara.  Menutup peninjauan lapangan, kunjungan ke Traventine Pemandian Air Panas Tirta Sayaga Kecamatan Parung dengan fenomena Bocca Travertine yang menarik perhatian para ahli kebumian.
‎Setelah dilakukan sesi bedah dokumen penilaian mandiri malam hari sebelumnya, kegiatan bedah dokumen dilanjutkan pada hari kelima menghadirkan pengurus Badan Pengelola Geopark Bogor Halimun Salak di Hotel Harris, Cibinong. Kegiatan ini membahas secara mendalam kategori pengelolaan Geopark yang meliputi kawasan, pengelolaan, pendidikan dan penelitian, geowisata dan kemitraan serta pembangunan berkelanjutan di kawasan Geopark Bogor Halimun Salak.  Sedanglan untuk penilaian dokumen evaluasi pengelolaan geopark akan dijadwalkan kembali.


‎Tim penilai memberikan apresiasi atas kerja sama semua stakeholder dan mendorong komitmen bersama agar Geopark Nasional Bogor Halimun Salak tidak hanya mempertahankan status Nasionalnya, tetapi juga terus berkembang sebagai kawasan pelestarian lingkungan, pusat edukasi geologi dan budaya, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat.


‎Penilaian Revalidasi ini menjadi momentum strategis bagi Pemerintah Kabupaten Bogor untuk memperkuat komitmen dalam menjaga dan mengembangkan geopark sebagai model pembangunan berkelanjutan yang mengedepankan harmoni antara alam dan masyarakat.

‎Red investigator-news.id
‎Terimakasih sudah membaca website kami





































Post a Comment

Lebih baru Lebih lama