Bogor,11 Nopember 2025
Investigator-News.Id Wanaherang //
Pemdes dan Kades Wanaherang sulit untuk di konfirmasi masalah pekerjaan yang tidak sesuai spek. Pekerjaan betonisasi jalan desa di wilayah Desa Wanaherang Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor yang bersumber dari Bantuan Keuangan Infrastruktur Desa (Bankeu Infrastruktur Desa) Tahun Anggaran 2025 menuai sorotan publik.
Pasalnya, hasil pengerjaan proyek tersebut kini menunjukkan adanya retakan yang cukup mencolok pada badan jalan, padahal pekerjaan belum lama selesai dikerjakan.
Berdasarkan informasi di papan kegiatan, proyek tersebut merupakan pembangunan jalan betonisasi yang berlokasi di Kampung parung dengdek Rw 10 hingga Kampung Pangupukan dengan volume pekerjaan 270 meter x 3 meter x 0,15 meter. Total anggaran yang digunakan mencapai Rp. 315.000.000,- (termasuk pajak) dan juga dikerjakan secara swakelola oleh Tim Pengelola Kegiatan (TPK) dikampung Wanaherang Rw 09 P.236 x L 6 x T 0.15 Rp. 435.000.000,- dengan masa kerja 30 hari dikerjakan oleh masyarakat dan TPK waktu pelaksanaan 30 hari kalender.
Namun, hasil pantauan awak media di lapangan menunjukkan bahwa, jalan tersebut diduga jalan buntu ke kali dan permukaan jalan beton tampak retak memanjang di beberapa titik, menimbulkan pertanyaan soal kualitas pekerjaan dan pengawasan teknis proyek tersebut.
“Kami berharap pemerintah desa dan pihak terkait mengevaluasi mutu pekerjaan ini. Jangan sampai anggaran miliaran rupiah hasil dari bankeu malah tidak menghasilkan pembangunan yang berkualitas,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, dan juga pihak APH di minta supaya turun periksa Kades Wanaherang yang tidak mau di temui oleh awak media, ada apa gerangan, dugaan Kades Wanaherang tidak mau di konfirmasi padahal Kades mengetahui bahwa media adalah rekan, dan hanya minta verifikasi masalah pekerjaan bangkeu nya sudah tidak mau di ajak duduk bareng merasa dirinya lebih hebat baru jadi Kades belum jadi seorang Bupati sebegitunya dia tidak mau di konfirmasi
Seorang Bupati aja kalau sudah ada kesalahan masih bisa di konfirmasi apalagi ini hanya seorang Kades raja kecil wilayah hanya seorang Kades jabatan tidak mau di konfirmasi terhadap awak media.
Maka kami akan membawa permasalahan ini ke insfektorat atau pihak APH melalui LSM WACANA Bapak Munir Jalil SH
Dugaan sementara, retakan pada beton bisa terjadi karena kualitas mutu beton yang tidak sesuai dengan spek beton, perawatan (curing) yang kurang maksimal, atau proses pengecoran yang terburu-buru tanpa memperhatikan suhu dan kelembaban beton. Selain itu, ketidakhadiran pengawasan dari pihak desa atau dinas teknis selama proses pengerjaan juga patut menjadi perhatian.
Lembaga dan aktivis kontrol sosial di wilayah tersebut dikabarkan juga akan menindaklanjuti dugaan adanya kekurangan kualitas (specification) pada pekerjaan betonisasi ini.
Mereka menilai bahwa setiap proyek yang dibiayai oleh uang negara harus mengedepankan azas transparansi, akuntabilitas, dan mutu pekerjaan sesuai RAB (Rencana Anggaran Biaya).
Ketua AWPI (LSM WACANA) menyampaikan
Kami siap mendorong kasus ini ke pihak APH. atau insfektorat dan Dinas terkait turun ke lapangan untuk memeriksa hasil pekerjaan. Kalau memang ditemukan ketidaksesuaian teknis, harus ada tindakan tegas, karena ini menyangkut kepercayaan publik terhadap pengelolaan dana bantuan keuangan dari pemerintah Kabupaten Bogor.
Kondisi ini menjadi peringatan serius bagi pelaksana kegiatan (TPK) dan pemerintah Desa Wanaherang agar memastikan seluruh proses pekerjaan dilakukan sesuai standar teknis yang berlaku. Pemeriksaan mutu beton dan laporan pertanggung jawaban keuangan menjadi langkah penting untuk menjamin tidak terjadinya penyimpangan atau mark-up anggaran.
Ketua LSM WACANA juga meminta keterbukaan informasi terhadap publik mengenai pekerjaan di Desa Wanaherang, apabila ditemukan adanya dugaan mark-up anggaran pihak kami akan segera membuatkan laporan kepada pihak APH dan pihak terkait.
Sampai berita ini ditayangkan pihak desa maupun TPK tidak ada yang bisa dikonfirmasi terkait kegiatan tersebut bahkan Kades pun selalu tidak merespon kalau di konfirmasi meskipun di jam kerja
Reporter BAHAR.
Red investigator-news.id
Terimakasih sudah membaca website kami


