LANGKAH SIGNIFIKAN DAN RAMAH LINGKUNGAN TENAGA SURYA




INVESTIGATOR-NEWS.ID CIBINONG,

Adanya gerakan ramah lingkungan dan advokasi lingkungan, penggunaan panel surya untuk menghasilkan energi dan listrik merupakan langkah signifikan untuk menjadi lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.


“Teknologi surya mengubah energi matahari menjadi listrik menggunakan panel fotovoltaik (PV) atau cermin pekat,” ujar  Direktur Lumina Elektrik, Anton Sianipar, Rabu (27/09/23) di Peringatan HUT Perhubungan, di Lapangan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor.


"Energi terbarukan ini dapat digunakan untuk menghasilkan tenaga atau disimpan dalam baterai atau penyimpanan termal,” sambung Anton.


Menurut Anton, intinya, energi matahari adalah radiasi yang dihasilkan dari cahaya dan panas matahari. 


Dijelaskannya, perbedaan antara energi matahari dan tenaga surya adalah tenaga surya merupakan konversi sebenarnya dari energi matahari yang dihasilkan matahari menjadi listrik.


Karena iklim dan jumlah sinar matahari di setiap tempat di Bumi berbeda-beda, hal ini juga berarti bahwa energi matahari yang diterima di berbagai wilayah di bumi jelas akan berbeda-beda. 


“Namun jangan khawatir jika berada di area dengan sinar matahari lebih sedikit dibandingkan area lainnya; teknologi tenaga surya masih dapat mengumpulkan cukup radiasi matahari untuk diubah menjadi energi bersih,” tandas Anton.


Jika tindakan ramah lingkungan adalah salah satu motivator utama, katanya, ingatlah bahwa ada lebih dari sekadar menatap masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan bagi planet dan bisnis Anda.


Memproduksi listrik sendiri menurut Anton, berarti juga akan menghemat sejumlah uang ekstra.


Rata-rata, di Amerika Serikat, satu panel surya dapat menghasilkan sekitar 2 kWh per hari, menghemat rata-rata 0,36USD (12,01THB) pada biaya listrik Anda per hari. 


Ingatlah bahwa ini hanya untuk satu panel. Sekarang bayangkan penghematan setelah memanfaatkan ruang atap industri Anda. 


Produksi energi sering kali melibatkan pembakaran batu bara dan bahan bakar fosil, serta melepaskan berbagai gas dan racun ke lingkungan. 


“Kita melepaskan karbon dioksida, sulfur dioksida, dan polutan udara yang lebih berbahaya. Jumlah CO2 yang berlebihan berkontribusi terhadap meningkatnya pemanasan global,” ucapnya. 


Polutan-polutan ini juga mencemari kualitas udara yang kita hirup, yang dapat menyebabkan infeksi dan penyakit yang menyakitkan di masyarakat.


Karena produksi energi terbarukan dari panel surya tidak melibatkan pembakaran bahan bakar fosil, hal itu akan membantu mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kualitas udara. 


Sebagai individu atau bisnis, memasang dan menggunakan panel surya akan mengurangi jejak karbon dan mengarahkan ke jalur yang lebih ramah lingkungan.


“Meskipun pembuatan panel surya memerlukan sedikit air, energi surya hanya membutuhkan sedikit atau bahkan tidak memerlukan air untuk beroperasi,” jelas Anton. 


Sebaliknya, pembakaran bahan bakar fosil dan batu bara memerlukan air dalam jumlah besar untuk pendinginan dan akan menyebabkan pencemaran air. 


Jadi, selain tidak menimbulkan polusi udara yang berbahaya, tenaga surya juga tidak akan mengganggu pasokan air setempat.


“Karenanya, tenaga surya bisa digunakan untuk banyak hal antara lain sebagai sumber energi dan listrik bagi lampu. Sebagai contoh lampu LED, alat rumah tangga, AC, seberapa besar yang dibutuhkan tidak menjadi masalah,” pungkas Anton.

(reporter Edi Fitri)

Red investigator-news.id

Terimakasih sudah membaca website kami 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama